Selasa, 05 Januari 2016

Pembukaan Lahan, Irigasi, dan Pengolahan Tanah . Universitas Trilogi



Pembukaan Lahan, Irigasi, dan Pengolahan Tanah

Pembukaan Lahan untuk Pertanian
Pembukaan lahan harus memperhatikan ekosistem disekitarnya dan tidak merusak lingkungan.
Syarat-syarat pembukaan lahan untuk pertanian
o   Bukan merupakan areal konservasi
o   Harus dekat dengan sumber air
o   Memperhatikan analisis dampak lingkungan (AMDAL)
o   Pekerjaan pembukaan lahan melibatkan berbagai disiplin ilmu : Agronomi, Agroklimat, Hidro-orologi, Meteorologi, Irigasi/drainasi, Konservasi & pengendalian lingkungan, Agro-enginering/peralatan mesin berat
o     Agar pembukaan lahan, persiapan dan pengolahan tanah tidak menyebabkan kerusakan tanah (erosi, hilangnya top soil, longsor, dsb).

IRIGASI
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawahtanah, irigasi pompa dan irigasi rawa. Daerah yang kekurangan air dapat segera terairi dengan adanya saluran irigasi. Dalam menentukan sistem pengairan harus memperhatikan slope association of land yang terdiri dari arah, derajat, dan keseragaman kemiringan tanah/lerang


PENGOLAHAN TANAH (TILLAGE)
Pengolahan tanah adalah proses di mana tanah digemburkan dan dilembekkan dengan menggunakan bajak ataupun garu yang ditarik dengan berbagai sumber tenaga, seperti tenaga manusia, tenaga hewan, dan mesin pertanian (traktor).


         Tujuan pengolahan tanah:
         Memperbaiki aerasi dan drainase
         Menghilangkan kemasaman tanah (oksidasi)
         Mencampur bahan organik dengan tanah
         Mengurangi erosi tanah
         Menyiapkan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman
         Mengendalikan serangan OPT (gulma, hama, dan penyakit)
Adapun jenis-jenis pengolahan tanah :
o   Pengolahan tanah tereduksi
         Pengolahan tanah tereduksi meninggalkan antara 15 hingga 30%   
         residu tanaman untuk tetap berada di lahan pertanian.
o   Pengolahan tanah intensif
         Pengolahan tanah intensif meninggalkan kurang dari 15% residu    
         tanaman untuk tetap berada di lahan pertanian. Pengolahan tanah
         intensif mendayagunakan banyak implemen (bajak singkal, bajak
         piring, dan/atau bajak pahat, ditambah garu dan kultivator) dan jam
        kerja traktor.
o   Pengolahan tanah konservasi
         Pengolahan tanah konservasi meninggalkan setidaknya 30% residu
        tanaman untuk tetap berada di lahan pertanian.
o   Pengolahan tanah berlajur
        Pengolahan tanah berlajur (strip-tillage) hanya membajak lajur
        yang akan ditanam. Bagian di antara lajur dibiarkan.
o   Pengolahan tanah rotasi
         Pengolahan tanah rotasi hanya mengolah tanah secara periodik,
        yaitu setiap dua tahun sekali atau tiga tahun sekali.



MULSA

Kata Mulsa diambil dari kata Mulching :  pekerjaan menutup tanah di sekitar tanaman dengan menggunakan mulsa.
Mulsa adalah  semua bahan tidak hidup seperti limbah pertanian (sisa-sisa tanaman, sisa-sisa panen), baik yang sudah kering (serasah) ataupun bahan yang masih segar.

Tujuan Mulsa :
o   Menghindari penguapan air tanah yang terlalu tinggi selama musim kemarau, sehingga kelembaban tanah dapat dipertahankan
o   Menyuburkan tanah karena adanya pelapukan bahan-bahan organik
o   Menstabilkan suhu permukaan tanah
o   Mencegah terjadinya erosi
o   Menekan pertumbuhan gulma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar