AGROKLIMATOLOGI
Pembentukan Awan dan Curah Hujan
Awan
Awan adalah
Kumpulan bintik- bintik air yang melayang-layang di udara setelah mengalami
kondensasi dengan ukuran yang masih relative kecil syarat terbentuknyan awan
adalah naiknya massa udara ke atmosfer dan membawa serta uap air. . Sedangkan Kondensasi -> Proses perubahan uap air atau larutan.
Agar uap air dapat menjadi butir-butir air dan sampai
menjadi hujan maka harus Adanya uap air ,Adanya inti-inti kondensasi,Adanya
proses pendinginan
TIPE-TIPE AWAN
Awan dikelompokkan atas empat kelompok yaitu:
- Awan Tinggi (Cirrus, Cirrostratus dan Cirrocumulus) ketinggian > 6000 meter, suhu sangat rendah.
- Awan Sedang/pertengahan (Altocumulus dan Altostratus) ketinggian 2000-6000 meter.
- Awan Rendah (Stratus, Stratocumulus dan Nimbostratus) ketinggian 200 meter
- Awan yang Berkembang Vertikal (Cumlus dan Cumulonimbus)
Hujan
Presipitasi, bentuk umum dari pengendapan atau
pengembalian air yang telah di uapkan ke atmosfer jatuh kembali menuju
permukaan bumi (daratan maupun lautan). bentuk presipitasi: hujan, kabut,
embun smog, glaze, salju, hail, graupel, sleet, dew, rime dan kepingan salju. Hujan adalah peristiwa turunnya butir-butir air dari
langit ke permukaan bumi dan Hujan merupakan sebuah presipitasi
berwujud cairan ,Hujan memerlukan
keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu diatas titik leleh es
di dekat dan di atas permukaan bumi.
Bedasarkan proses pembetukan hujan di bagi atas beberapa
yaitu :
v Hujan
Konvektif, tipe hujan yang terbentuk akibat penyinaran matahari secara
intensif.
v Hujan
Orografik, hujan yang terbentuk dari pengangkatan massa udara akibat
halangan atau bukit.
v Hujan
Frontal dan Hujan Siklonik, tipe hujan yang terjadi akibat adanya gangguan
yaitu frontal akibat pertemuan massa udara yang sifatnya berbea (udara
dingin dan hangat) dan Silklonik akibat pusat tekanan rendah.
Tiga metode perhitungan hujan
wilayah:
- Metode rata-rata (aritmatik)s
dengan:
p = curah hujan rata-rata,
p1,p2,...,pn = curah hujan pada setiap stasiun,
n = banyaknya stasiun curah hujan. - Metode polygon Thiessen
dengan:
p = curah hujan rata-rata,
p1,p2,...,pn = curah hujan pada setiap stasiun, - Metode Isohyet
dengan:
p = curah hujan rata-rata,
p1,p2,...,pn = besaran curah hujan yang sama pada setiap garis isohyet,
At = luas total DAS (A1+A2+...+An)
Universitas Trilogi
Sangat menarik pembahasan tentang CURAH HUJAN ini.
BalasHapus