Senin, 30 November 2015

Pembentukan Awan dan Curah Hujan . Universitas Trilogi



AGROKLIMATOLOGI
Pembentukan Awan dan Curah Hujan





Awan 


Awan adalah Kumpulan bintik- bintik air yang melayang-layang di udara setelah mengalami kondensasi dengan ukuran yang masih relative kecil syarat terbentuknyan awan adalah naiknya massa udara ke atmosfer dan membawa serta uap air.  . Sedangkan Kondensasi -> Proses perubahan uap air atau larutan.

Agar uap air dapat menjadi butir-butir air dan sampai menjadi hujan maka harus Adanya uap air ,Adanya inti-inti kondensasi,Adanya proses pendinginan

TIPE-TIPE AWAN

 Awan dikelompokkan atas empat kelompok yaitu:

  1. Awan Tinggi (Cirrus, Cirrostratus dan Cirrocumulus) ketinggian > 6000 meter, suhu sangat rendah.
  2. Awan Sedang/pertengahan (Altocumulus dan Altostratus) ketinggian 2000-6000 meter.
  3. Awan Rendah (Stratus, Stratocumulus dan Nimbostratus) ketinggian 200 meter
  4. Awan yang Berkembang Vertikal (Cumlus dan Cumulonimbus)




Hujan 


Presipitasi, bentuk umum dari pengendapan atau pengembalian air yang telah di uapkan ke atmosfer jatuh kembali menuju permukaan bumi (daratan maupun lautan). bentuk presipitasi: hujan, kabut, embun smog, glaze, salju, hail, graupel, sleet, dew, rime dan kepingan salju. Hujan adalah  peristiwa turunnya butir-butir air dari langit ke permukaan bumi  dan Hujan merupakan sebuah presipitasi berwujud cairan ,Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu diatas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan bumi.

Bedasarkan proses pembetukan hujan di bagi atas beberapa yaitu :

v  Hujan Konvektif, tipe hujan yang terbentuk akibat penyinaran matahari secara intensif.

v  Hujan Orografik, hujan yang terbentuk dari pengangkatan massa udara akibat halangan atau bukit.

v  Hujan Frontal dan Hujan Siklonik, tipe hujan yang terjadi akibat adanya gangguan yaitu frontal akibat pertemuan massa udara yang sifatnya berbea (udara dingin dan hangat) dan Silklonik akibat pusat tekanan rendah.





Tiga metode perhitungan hujan wilayah:

  1.   Metode rata-rata (aritmatik)s                                                                                          
    dengan:
    p                    = curah hujan rata-rata,
    p1,p2,...,pn      = curah hujan pada setiap stasiun,
    n                    = banyaknya stasiun curah hujan.
  2.   Metode polygon Thiessen                                                         
    dengan:
    p                    = curah hujan rata-rata,
    p1,p2,...,pn      = curah hujan pada setiap stasiun,
  3.   Metode Isohyet 
    dengan:
    p                    = curah hujan rata-rata,
    p1,p2,...,pn      = besaran curah hujan yang sama pada setiap garis isohyet,
    At                  = luas total DAS (A1+A2+...+An)            

Universitas Trilogi               

1 komentar: